SALEUM REDAKSI
Aceh Darurat Narkoba: Jangan Biarkan Tanah Rencong Jadi Surga Bagi Bandar dan Kuburan Bagi Generasi Muda

PERANG melawan narkoba di Aceh seharusnya menjadi prioritas bersama, bukan wacana semata. Fakta terbaru tentang terbongkarnya peredaran 24 kilogram kokain di Langsa, Aceh — oleh jajaran kepolisian — menjadi sinyal kuat bahwa jaringan narkoba internasional telah lama memanfaatkan Aceh sebagai jalur distribusi, bahkan pasar.
Kokain bukan barang sembarangan. Narkoba jenis ini tergolong “kelas atas” dengan harga yang fantastis, dan penggunanya hanya dari kalangan tertentu. Namun, masuknya kokain dalam jumlah besar ke Aceh bukan hanya mencemaskan, tetapi mempertegas bahwa posisi Aceh kini bukan lagi sekadar “penerima”, melainkan bagian penting dari rantai bisnis gelap internasional.
Pemerintah Aceh tidak boleh memandang ini sekadar urusan aparat. Ini adalah ancaman serius yang bisa merusak tatanan sosial, agama, dan masa depan daerah. Sikap tegas, kebijakan keras, dan pengawasan ketat harus segera diterapkan. Baik pengedar maupun pemakai, harus ditindak sesuai hukum tanpa pandang bulu. Aceh butuh pemimpin yang berani melawan sindikat narkoba, bukan yang hanya memberi pernyataan di atas kertas.
Kita semua juga mengajak semua elemen masyarakat untuk tidak tinggal diam. Perang melawan narkoba bukan hanya tugas polisi, BNN, atau pemerintah — ini tugas bersama.
Peran ulama sangat penting di Aceh.
Ulama dan tengku-tengku di gampong-gampong punya kekuatan moral dan sosial yang luar biasa dalam membentengi generasi muda. Dakwah di mimbar-mimbar masjid, pengajian dayah, dan kegiatan keislaman lainnya harus lebih banyak menyorot bahaya narkoba — agar anak-anak Aceh tidak mudah terjerumus ke dalam jebakan barang haram ini.
Tokoh masyarakat dan pemuda juga jangan lepas tangan.
Lingkungan sosial di tingkat dusun, desa, hingga kecamatan, harus aktif menciptakan gerakan pencegahan dan pengawasan. Masyarakat Aceh tidak boleh membiarkan pengedar merasa nyaman berkeliaran. Laporkan, awasi, dan lawan bersama.
Orang tua pun tak kalah pentingnya.
Rumah adalah benteng pertama yang bisa menahan godaan narkoba. Kedekatan dan pengawasan yang hangat terhadap anak-anak bisa menjadi pagar yang kuat agar generasi kita tidak mudah terseret pergaulan bebas yang berujung pada narkoba.
Aceh dikenal sebagai Serambi Mekkah, tanah yang penuh nilai keislaman, adat, dan kehormatan. Jangan biarkan label mulia ini hancur hanya karena ulah para pelaku kejahatan narkoba.
Jika semua elemen diam, jangan salahkan bila generasi Aceh nanti hanya menjadi kenangan, tertanam di nisan-nisan akibat racun narkoba.
Mari bangkit, mari bergerak.
Perang melawan narkoba adalah jihad sosial kita semua — demi masa depan Aceh yang bersih, bermartabat, dan bermarwah.
Redaksi

