Connect with us

HUKUM DAN KRIMINAL

Ancaman Narkoba di Aceh Meningkat, Generasi Muda Jadi Sasaran Utama

Published

on

ACEHTIMES.CO.ID | BANDA ACEH – Peredaran narkoba di Aceh kian mengkhawatirkan dan menunjukkan kompleksitas yang semakin dalam. Hal ini mengemuka dalam talkshow pagi yang disiarkan RRI Banda Aceh, Selasa (22/4/2025), menghadirkan Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Aceh, Brigjen Pol. Drs. Marzuki Ali Basyah, M.M., dan Direktur Narkoba Polda Aceh, Kombes Pol. Shobarmen, S.I.K., M.H.

Dalam pemaparannya, Marzuki Ali Basyah menyatakan bahwa Aceh tak lagi hanya dikenal sebagai daerah peredaran ganja, melainkan kini juga menghadapi ancaman serius dari masuknya jenis narkoba lain seperti sabu dan kokain. “Meskipun penggunaan narkotika di Aceh menurun, namun peredarannya justru meningkat,” ujarnya.

Ia menambahkan, posisi geografis Aceh yang strategis serta banyaknya jalur laut yang sulit terpantau menjadikan wilayah ini sebagai salah satu pintu masuk utama bagi narkoba, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Karena itu, ia menekankan pentingnya sinergi antara aparat penegak hukum, masyarakat pesisir, dan intelijen dalam memutus mata rantai peredaran narkoba.

“Banyak generasi muda yang terjebak, tidak hanya sebagai pengguna tetapi juga sebagai kurir. Ini sangat memprihatinkan,” kata Marzuki. BNNP Aceh, lanjutnya, tengah mengintensifkan pendekatan kepada masyarakat pesisir guna memperkuat pemahaman tentang bahaya narkoba dan mencegah keterlibatan mereka dalam jaringan peredaran.

“Kita harus menjaga masa depan generasi muda Aceh. Masyarakat harus sadar dan tidak tergiur oleh iming-iming uang dari sindikat narkoba,” tegasnya.

Baca Juga

Senada dengan itu, Kombes Pol. Shobarmen menyampaikan bahwa meskipun tingkat penggunaan narkoba di Aceh tidak setinggi provinsi lain seperti Jawa Timur dan Jawa Barat, namun Aceh tetap menjadi jalur transit strategis, khususnya untuk sabu dan kokain yang berasal dari Thailand dan Malaysia.

“Wilayah pesisir Aceh sangat rawan karena menjadi rute utama penyelundupan narkoba lewat jalur laut,” jelasnya.

Keduanya juga menyoroti pentingnya pendekatan humanis dalam penanganan pecandu narkoba. Rehabilitasi, menurut Shobarmen, harus menyentuh aspek psikologis dan sosial agar para pengguna dapat pulih dan kembali ke kehidupan normal.

Menutup diskusi, Marzuki menyerukan keterlibatan aktif seluruh elemen masyarakat dalam perang melawan narkoba. “Jika kita tidak serius, masa depan generasi muda kita akan berada dalam bahaya. Mari kita ciptakan lingkungan yang bersih dari narkoba,” pungkasnya. |RED

 

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *