Connect with us

LINTAS NANGGROE

Bakar Kertas Picu Polusi, Duta Kampus USK Tantang Mahasiswa Kelola Sampah Kreatif

Published

on

Duta Kampus Universitas Syiah Kuala, Fadhil Hafid (photo: Dokumen Pribadi)

ACEHTIMES.CO.ID | BANDA ACEH – Limbah kertas bekas pakai di lingkungan kampus kini mendapat sorotan dari Duta Kampus Universitas Syiah Kuala (USK), Fadhil Hafid. Menurutnya, institusi pendidikan merupakan salah satu tempat dengan tingkat konsumsi kertas yang tinggi sehingga berpotensi menimbulkan masalah lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.

“Keberadaan kertas bekas pakai terutama di lingkungan institusi pendidikan menjadi perhatian khusus. Karena institusi pendidikan merupakan tempat dengan penggunaan kertas dalam jumlah yang banyak,” ujar Fadhil kepada Acehtimes.co.id, Jumat (5/9/2025).

Ia menegaskan, sampah kertas tidak boleh dianggap sepele. Jika tidak terkelola, justru bisa menjadi sumber masalah baru. Salah satunya, ketika dibakar, limbah kertas dapat menghasilkan polusi udara yang berbahaya bagi kesehatan maupun lingkungan.

Baca Juga

Sebagai mahasiswa yang aktif di lingkungan kampus, Fadhil mengajak rekan-rekannya untuk lebih kreatif memanfaatkan kertas bekas agar tetap bernilai guna.

“Saya mengajak teman-teman untuk berkreasi memanfaatkan kertas bekas pakai menjadi barang berguna seperti kerajinan tangan, hiasan dinding, dan lain sebagainya,” ucapnya.

Fadhil juga menyinggung keberadaan Bank Sampah USK, sebuah program kampus yang kini semakin aktif dalam pengelolaan sampah. Menurutnya, langkah tersebut dapat menjadi solusi nyata bagi sivitas akademika yang ingin berkontribusi menjaga lingkungan.

“USK saat ini telah komitmen dalam pemanfaatan sampah melalui Bank Sampah USK. Kiranya lembaga ini bisa menjadi media bagi teman-teman lain untuk berdonasi sampah, termasuk kertas, agar bisa diolah kembali,” tambahnya.

Ia berharap kesadaran pengelolaan limbah kertas dapat semakin tumbuh di kalangan mahasiswa, sehingga kampus tidak hanya menjadi pusat pendidikan, tetapi juga contoh nyata dalam praktik keberlanjutan lingkungan. (Ics)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *