LINTAS NANGGROE
Dampak Perubahan Iklim Ancaman Produksi Padi Aceh
ACEHTIMES.CO.ID | BANDA ACEH – Dr. Ir. Romano, MP, pengamat pertanian, menyoroti dampak perubahan iklim terhadap produksi pangan di Aceh. Hal ini disampaikannya dalam perbincangan bersama RRI Banda Aceh, Rabu (24/9/2025).
Menurut Romano, musim kemarau panjang yang terjadi sejak Maret hingga Juli mempengaruhi target produksi padi di Aceh, yang seharusnya mencapai 1,8 hingga 2 juta ton. Namun hingga September 2025, capaian produksi baru sekitar 50 persen dari target.
“Ini menjadi perhatian serius. Petani harus mulai mengelola pertanian secara swadaya, khususnya padi, dengan memanfaatkan infrastruktur yang dibangun melalui dana desa di kawasan sentra pangan,” ujarnya.
Romano menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan masyarakat dalam pengelolaan lahan dan irigasi agar ketahanan pangan tetap terjaga di tengah tantangan perubahan iklim.
Ia menambahkan, sistem irigasi berbasis masyarakat atau irigasi swadaya dapat menjadi solusi untuk mengatasi kekeringan, terutama di Aceh Besar. Petani didorong membentuk klaster irigasi dengan sumur bor dan pompa bertenaga solar untuk menjaga pasokan air ke sawah.
“Di beberapa wilayah, musim kemarau membuat daerah tangkapan air kering sehingga sawah di hilir mengalami gagal panen. Dengan sistem irigasi klaster, petani bisa mengatur prioritas penggunaan air secara mandiri,” jelas Romano.
Romano juga menyebutkan, pemanfaatan dana desa untuk infrastruktur pertanian harus diarahkan pada kebutuhan mendesak, termasuk pembangunan dan perawatan sistem irigasi. Langkah ini diyakini dapat meningkatkan produktivitas sekaligus mengurangi risiko gagal panen.
Ia menekankan bahwa partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan irigasi dan pemeliharaan lahan merupakan kunci keberhasilan pertanian di tengah perubahan iklim. Dengan dukungan pemerintah dan swadaya masyarakat, Aceh dapat mempertahankan ketahanan pangan secara berkelanjutan. | RRI






































