Connect with us

LINTAS NANGGROE

DPR Ingin Produk Aceh Penuhi Kebutuhan Jemaah Haji

Published

on

Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Saleh Partaonan Daula saat memberikan keterangan kepada wartawan dalam rangka kunjungan agenda reses ke Aceh Kamis (23/10/2025) (Foto: RRI/Munjir)

ACEHTIMES.CO.ID | BANDA ACEH – Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Saleh Partaonan Daulay, mendorong agar produk lokal Aceh dapat berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan pokok jamaah haji Indonesia di Tanah Suci.

Hal itu disampaikan Saleh saat memimpin rombongan Komisi VII DPR RI dalam agenda reses ke Aceh, salah satu agendanya meninjau sentra usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) PT Rayeuk Aceh Utama, di Desa Deah Geulumpang, Banda Aceh, Kamis (23/10/2025).

Dalam kunjungan tersebut, rombongan Komisi VII melihat secara langsung proses produksi sambal cabai kemasan serta berdialog dengan pelaku usaha dan petani lokal. Saleh mengungkapkan, produk sambal olahan khas Aceh ini memiliki potensi besar untuk menjangkau pasar luar negeri, termasuk Arab Saudi.

“Tadi dijelaskan oleh produsennya, sudah ada pedagang internasional yang datang ke tempat ini, terutama dari Malaysia dan Madinah. Saya secara pribadi sudah meminta kepada Kementerian Perindustrian agar berkoordinasi dengan Kementerian Haji. Karena saat ini kita sedang membangun Kampung Haji di Mekah,” ujar Saleh.

Ia menjelaskan, pembangunan Kampung Haji tersebut merupakan upaya pemerintah agar kebutuhan jamaah haji Indonesia, yang jumlahnya mencapai 221 ribu orang setiap tahun, dapat dipenuhi dari produk dalam negeri.

Baca Juga

“Kita harapkan nanti kebutuhan pokok jamaah haji kita bisa dipenuhi oleh bangsa sendiri, jangan lagi beli dari negara lain. Ini langkah strategis untuk memperkuat kemandirian ekonomi nasional,” tegasnya.

Menurut Saleh, inisiatif seperti yang dilakukan PT Rayeuk Aceh Utama bisa menjadi bagian dari rantai pasok nasional yang mendukung keberlanjutan ekonomi rakyat. Dengan modal awal hanya Rp500 ribu, kini usaha tersebut mampu menghasilkan keuntungan hingga Rp100 juta per bulan dan melibatkan sekitar 200 petani lokal.

“Ini bukti bahwa ekonomi rakyat bisa tumbuh besar jika diberi dukungan. Para petani yang terlibat kini bisa mendapatkan penghasilan antara Rp600 ribu hingga Rp800 ribu per minggu. Artinya, usaha ini bukan hanya menguntungkan secara bisnis, tapi juga memberdayakan masyarakat,” ujarnya.

Saleh berharap pemerintah daerah turut berperan aktif dalam mempromosikan dan memperluas jangkauan produk UMKM Aceh agar dapat menjadi bagian dari rantai pasok nasional, termasuk untuk kebutuhan jamaah haji Indonesia di masa mendatang.| RRI

 

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *