EKONOMI & BISNIS
HIPPA: KEK Perikanan Bisa Jadi Momentum Kebangkitan Ekonomi Aceh
ACEHTIMES.CO.ID | BANDA ACEH – Aceh kembali digadang-gadang sebagai pusat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Perikanan. Letaknya yang strategis di jalur Samudra Hindia, kekayaan laut yang melimpah, hingga potensi ekspor bernilai triliunan rupiah kerap dijadikan slogan pembangunan. Namun, hingga kini, wacana tersebut masih belum beranjak dari konsep di atas kertas.
Ketua Himpunan Pengusaha Pemuda Aceh (HIPPA), Jeri Fariza, SE, menilai KEK Perikanan bisa menjadi momentum besar bagi kebangkitan ekonomi Aceh.
“Kita punya laut yang kaya dan jalur pelayaran internasional yang sangat strategis. Jika Aceh dikelola serius sebagai hub perikanan, maka kita bisa menjadi pemain penting di Samudra Hindia,” ujarnya kepada Acehtimes.co.id, Jumat (5/9/2025).
Menurut Jeri, selama ini hasil tangkapan nelayan Aceh, terutama komoditas unggulan seperti tuna, cakalang, tongkol, hingga lobster, masih banyak dijual mentah tanpa nilai tambah. Padahal, dengan adanya KEK Perikanan, proses pengolahan hingga ekspor bisa dilakukan langsung dari Aceh.
“Jangan hanya kita jadi lumbung ikan mentah. Kita butuh industrialisasi agar nelayan dan pengusaha lokal ikut menikmati keuntungan,” tegasnya.
Namun, Jeri juga mengingatkan bahwa tantangan besar menghadang. Infrastruktur pelabuhan perikanan masih minim, cold storage terbatas, dan akses logistik belum efisien.
“Kita sering mendengar janji soal pembangunan pelabuhan modern, tapi kenyataannya banyak proyek yang mangkrak. Jika pola lama berulang, KEK Perikanan hanya akan jadi jargon tanpa hasil,” kritiknya.
Lebih jauh, Jeri menyoroti maraknya praktik illegal fishing di laut Aceh yang hingga kini belum teratasi. “Ini ironi. Laut kita dikeruk kapal asing, sementara nelayan lokal terpinggirkan. Kalau KEK mau berhasil, pertama-tama harus ada kepastian bahwa sumber daya kita benar-benar dilindungi,” tambahnya.
Ia mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk tidak lagi menjadikan KEK Perikanan sebagai sekadar proyek pencitraan. Menurutnya, sinergi nyata antara pemerintah, pengusaha, dan nelayan mutlak diperlukan.
“Kalau pemerintah serius, KEK Perikanan akan membuka ribuan lapangan kerja dan meningkatkan devisa. Tapi kalau tidak, kita akan menambah daftar panjang proyek gagal di Aceh,” tegas Jeri.
Dengan kekayaan laut yang melimpah, Aceh kini berada pada persimpangan sejarah: menjadi pusat ekonomi maritim yang disegani, atau kembali terjebak dalam siklus wacana tanpa realisasi. (Ics)































