Connect with us

POLITIK

Kader Ultimatum, Risiko Golkar Aceh Jika Kursi Ketua Jatuh ke Non Kader

Published

on

Feri Rihayat Syah. Wakil Bendahara DPD I Golkar Aceh | Foro Ist

ACEHTIMES.CO.ID | BANDA ACEH — Dinamika politik internal Partai Golkar Aceh kian memanas menjelang Musda ke-12. Desakan keras datang dari kader sendiri agar calon ketua DPD Golkar Aceh berasal dari unsur kader murni, bukan “orang luar” yang hanya menunggangi beringin.

Feri Rihayat Syah. Wakil Bendahara DPD I Golkar Aceh, memperingatkan risiko besar bila kursi ketua jatuh ke tangan nonkader. “Pertama, akan terjadi stagnasi kaderisasi di tubuh Golkar. Kedua, bila ketua terpilih nanti berasal dari lawan politik pemerintah Aceh, fraksi Golkar di DPRA akan sulit melakukan kerja-kerja politiknya,” katanya kepada acehtimes.co.id, Minggu (17/8/2025).

Lebih tajam lagi, Feri menilai Golkar butuh penyegaran dengan figur yang bisa membangun ulang komunikasi politik dengan pemerintah Aceh. Jika menyerahkan kepemimpinan kepada nonkader, menurutnya, hanya akan melahirkan resistensi baru dan membuat Golkar Aceh terjebak dalam konflik kepentingan.

Adapun nama-nama kader murni pun mulai mengemuka, diantaranya ada Teuku Raja Keumangan (TRK) yang merupakan Bupati Nagan Raya, tokoh senior Golkar yang dikenal dekat dengan Gubernur Aceh Muzakir Manaf dan Wakil Gubernur Fadhullah.

Baca Juga

Kedua, Ali Basrah yang merupakan Wakil Ketua DPRA, dianggap juga punya legitimasi kuat di internal.

Ketiga, Andi HS, Ketua Bidang Kebijakan Kesejahteraan Rakyat DPP Golkar. Meski masuk bursa, ia mengaku belum berniat maju dan lebih memilih memberi ruang bagi kader potensial.

Namun ada pula nama Bustami Hamzah, sosok nonkader yang pernah mencalonkan diri sebagai Gubernur Aceh, kini turut meramaikan bursa. Kehadirannya menjadi kontroversi, karena justru membuka ruang perdebatan antara tradisi kaderisasi versus pragmatisme politik.

Pertarungan ini menempatkan Golkar Aceh pada titik krusial, apakah tetap menjaga marwah kaderisasi atau menggadaikannya kepada sosok eksternal demi kepentingan sesaat?

Jika Golkar salah langkah, beringin bukan hanya kehilangan akar kader, tapi juga kehilangan wibawa di hadapan rakyat. (Ics)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *