EKONOMI & BISNIS
Kadin Aceh “Bea Cukai Kanwil Aceh Persulit Import”

ACEHTIME.ID | BANDA ACEH – Wakil Ketua Umum Kadin Aceh Bidang Otonomi dan Kebijakan Publik. Nasruddin Abubakar, menyebutkan dalam beberapa hari yang lalu, ada pelaku importir di Pelabuhan Langsa (Langsa Port) meng-import minuman kacang kedelai (soya) dipersulit dengan bea pajak yang tidak masuk akal sehat, padahal bea cukai Langsa telah menetapkan bea pajak 7 Ringgit/kardus, ada instruksi dari bea cukai kanwil Aceh menetapkan bea pajak 14 Ringgit/ kardus.
“Kebijakan Kanwil bea cukai Aceh jelas jelas sangat keliru dan merugikan pelaku ekonomi serta ingin mematikan kegiatan export import di Aceh. Seharusnya keberadaan bea cukai di Aceh untuk memberi kemudahan dan manfaat (nilai tambah) dalam kemajuan export import di Aceh bukan malah sebaliknya.” ungkap Nasruddin
Tambahnya, Mereka harus menghargai di Aceh berlaku Undang-Undang Pemerintah Aceh (UUPA) harus ada perlakuan khusus dalam kegiatan export import di Aceh, karena Aceh daerah otonom yang pelaku export importnya masih baru,
Sebutnya lagi, Keberadaan Kanwil Bea Cukai Aceh terkesan hanya menjadi tempat ajang promosi jabatan, untuk mendapatkan jabatan yang lebih tinggi lagi di kementerian keuangan – Dirjen Bea dan Cukai Pusat,
“Yang lebih gila lagi informasi yang kami terima, ada unsur kesengajaan dari Kanwil Bea Cukai Aceh yang mengintruksikan ke beacukai daerah, kalau bisa jangan ada kegiatan export import di pelabuhan-pelabuhan daerah, cari posisi aman saja” Ungkap Nasruddin dalam rilisnya ke Acehtimes.id, Selasa (17/12)
Menyikapi perlakuan yang tidak menguntungkan Aceh ini, Nasruddin atas nama Kadin Aceh yang di Ketuai H. Muzakkir Manaf, mendesak Menteri Keuangan (Ibu Sri Mulyani) dan Dirjen Bea dan Cukai Pusat untuk segera mengevaluasi kinerja Kanwil Bea dan Cukai Aceh.
“Bila keberadaan Kanwil Bea Cukai Aceh tidak memberi manfaat yang nyata untuk kemajuan ekonomi Aceh, lebih baik Kanwil Bea dan Cukai ditutup saja, diganti yang yang lain yang lebih bermamfaat.” Tutup Nasruddin | Rilis

