Connect with us

POLITIK

Konflik Hanura Berpeluang Lahirkan Partai Baru

Published

on

ACEHTIMES.ID | JAKARTA – Ketua DPP Partai Hanura hasil Munaslub II Sholihin Syam menegaskan bahwa konflik yang terjadi di internal bukan konflik yang sengaja terjadi agar terbentuknya partai politik yang baru.

“Tidak ada, tetapi kalau teman-teman yang disana tidak mau hijrah ke hati nurani, ya bisa saja ada partai baru,” jelasnya kepada RRI, Jumat (20/12/2019). 

Ia yakin bahwa permintaan rekan yang lain adalah untuk mengembalikan Partai Hanura sesuai dengan visi-misi yang telah berlaku.

“Visi misi sebenarnya itu ya kembalikan ke hati nurani, hati nurani bicara, masyarakat tau hanura itu adalah partai hati nurani, tidak ada yang membodoh-bodohi, menipu-menipu,” imbuhnya.

Ia juga merespons bahwa Wiranto tidak akan menjadi ketua umum lagi karena Wiranto sendiri sudah menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) periode 2019-2024.

“Wiranto tidak mungkin jadi Ketum kembali kalau Hanura terselamatkan dan ada ketum baru saya rasa Wiranto tidak akan meninggalkan Hanura,” katanya.

Untuk diketahui, OSO sebagai Ketua Umum Hanura mengambil kebijakan mengeluarkan Wiranto dari kursi Ketua Dewan Pembina Partai Hanura. Namun di sisi lain, Wiranto sendiri juga mendesak OSO untuk mengundurkan diri mengingat Wiranto merupakan pendiri Hanura.

Baca Juga

Wiranto meminta Oesman Sapta Odang (OSO) mundur dari posisi Ketum Hanura dengan merujuk pakta integritas yang pernah ditandatangani OSO saat didapuk sebagai ketua umum dalam Munaslub 2016.

Menanggapi hal tersebut, OSO mengatakan, urusan mundur ketum adalah kewenangan Munas. Ia menegaskan, peserta Munas telah memilihnya memimpin Partai Hanura kembali.

“Itu bukan urusan dia (Wiranto) itu urusan Munas dan Munas meminta saya kembali kalau saya tidak dipercaya Munas, Munas ini hadiri loh seluruh Indonesia dan 514 DPC dan saya juga tidak mengusulkan bahwa saya ingin jadi ketua,” katanya di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (18/12/2019).

OSO sendiri juga disinggung tentang perjanjian menjabat ketum sampai tahun 2019. Dia mengatakan, para kadernya sendiri sampai saat ini masih mempercayakannya untuk memimpin Hanura.

“Itu kalau saya tidak dipilih lagi, mungkin saja saya sampai 2020 sudah selesai. Tapi saya kan dipilih dan diminta, bukan saya yang meminta, tapi saya diminta, didaulat kembali untuk memimpin partai ini. Masa saya tinggalin?” ujar dia. | RRI

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *