NUSANTARA
Kunjungan ke Mal Turun Gara-gara Imbauan Bekerja di Rumah

ACEHTIMES.ID | JAKARTA – Imbauan pemerintah kepada masyarakat untuk bekerja dalam rumah (work from home/WFH) menekan jumlah kunjungan ke pusat perbelanjaan. Sebelumnya, imbauan itu disampaikan pemerintah sebagai langkah memitigasi risiko penyebaran (covid-19).
VP Investor Relations dan Corporate Communication PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP) Ratih Darmawan Gianda mengaku tak bisa menyebut secara pasti berapa jumlah kerugian atau penurunan rata-rata kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan dalam dua hari imbauan tersebut berlaku. Namun, ia memperkirakan jumlah penurunan kunjungan secara umum dapat mencapai 20 persen.
“Kalau secara keseluruhan agak susah (menghitung angka pasti), karena banyaknya jumlah mal yang juga bervariasi di Indonesia. Tapi sekarang, secara kasar mungkin sekitar 20 persen, bergantung mal-nya di 2 hari terakhir ini, dan WFH sudah pasti berpengaruh,” kata Ratih saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (17/3).
Menurut Ratih, penurunan kunjungan sendiri pertama kali dialami pusat perbelanjaan di wilayah Bali akibat penurunan wisatawan China dan internasional.
“Awalnya Bali yang terdampak karena menurunnya turis,” tuturnya.
Kendati demikian, perusahaan pemilik lebih dari 2.500 gerai ritel di pusat perbelanjaan ini telah menyiapkan beberapa strategi guna memitigasi kerugian lebih lanjut dampak penyebaran covid-19 di Indonesia.
Ia menyebutkan langkah tersebut mengarah pada efisiensi pengeluaran operasional secara internal, seperti meniadakan renovasi berkala, dan juga dari sisi rekrutmen pegawai.
“Eksternal kami tidak bisa apa-apa. Jadi, yang kami lakukan secara internal, seperti kami undur renovation untuk sistem penyimpanan. Kami fokus (mengatur) pengeluaran operasional yang bisa kami kontrol,” jelasnya.
Selain itu, Ratih juga menyebut perusahaan tidak menerima pegawai baru untuk sementara waktu. Perusahaan lebih fokus melakukan efisiensi penempatan pegawai dengan cara menyalurkan ke pusat perbelanjaan ketimbang menerima rekrutmen baru.
“Lalu untuk marketing dan promotion kami batasi sekali. Event-event semua diundur. Kami banyak reserve pengeluaran kami atur sehingga efisien, jadi enggak ada seperti launching, event, itu enggak ada dulu,” ujarnya.
Selain itu, strategi negosiasi dengan para pemilik lahan juga diberlakukan pihak Ratih. Ia menjelaskan langkah tersebut biasa dilakukan dalam kondisi krisis yang pernah terjadi beberapa tahun lalu.
“Ini bukan yang pertama, krisis 1997-1998, dan SARS, kami juga melewati krisis 2008. Kami kan berpartner, di saat seperti itu land lord (pemilik lahan) mereka biasanya sangat mengerti dan memaklumi, jadi ada momen negosiasi juga, tentunya tergantung mall-nya juga,” jelasnya.
Dari sisi operasional, lanjut Ratih,pihaknya juga berencana untuk bernegosiasi kepada beberapa pusat perbelanjaandalam mengatur waktu buka dan tutup untuk mengefisienkan pengeluaran.
“Tentunya ini masih proses, work from home juga kan masihdua hari,” tuturnya.
Lebih lanjut, terlepas dari kondisi yang membuat konsumsi masyarakat lesu saatini, Ratih mengaku kinerja dari mal rata-rata masih menunjukkan angka yang
“Sekarang sih sampai Februari masih positif (kinerja keuangan rata-ratapusat perbelanjaan),” pungkasnya singkat. CNN | ASLP

