ANAK MUDA
Penasehat Gekrafs Dasco : Keberhasilan ‘Jumbo’ Bukti Potensi Besar Ekonomi Kreatif Indonesia

ACEHTIMES.CO.ID | JAKARTA – Film animasi lokal “Jumbo” baru saja mencatatkan prestasi luar biasa di industri kreatif Indonesia, meraih lebih dari 1 juta penonton hanya dalam seminggu setelah penayangan perdananya.
Sufmi Dasco Ahmad, Dewan Penasihat Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs), memberikan apresiasi tinggi atas pencapaian tersebut. Ia menekankan bahwa film ini menjadi contoh nyata dari potensi besar ekonomi kreatif yang dimiliki Indonesia.
“Film ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki kapasitas besar untuk berkembang dalam sektor ekonomi kreatif,” ujar Dasco pada Selasa, 15 April 2025.
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Ketua Umum Gekrafs, Kawendra Lukistian, yang menganggap kesuksesan “Jumbo” sebagai tonggak penting yang patut dirayakan dan terus dikembangkan.
“Jumbo adalah simbol kolaborasi kreatif anak bangsa yang luar biasa. Ini adalah bukti bahwa dengan bersatu, kreator Indonesia bisa menciptakan karya yang tidak hanya diapresiasi di dalam negeri, tetapi juga di dunia internasional,” ungkap Kawendra.
Diproduksi oleh lebih dari 420 talenta kreatif dalam kurun waktu lima tahun, film ini mengisahkan perjuangan seorang anak bernama Don yang berupaya membuktikan kemampuannya di tengah berbagai rintangan. Keberhasilan “Jumbo” tidak hanya mengguncang industri dalam negeri, tetapi juga menarik perhatian internasional, dengan rencana tayang di 17 negara mulai Juni 2025.
“Ini adalah bukti bahwa produk kreatif Indonesia mampu bersaing di pasar global,” tambah Kawendra.
Gekrafs, yang selama ini konsisten dalam mendukung berbagai inisiatif ekonomi kreatif, seperti pencanangan Hari Ekonomi Kreatif Nasional (Hekrafnas), berharap pencapaian “Jumbo” dapat menginspirasi lebih banyak pelaku industri kreatif untuk berinovasi.
“Kini saatnya bagi kita semua untuk melakukan lompatan besar dalam ekonomi kreatif. ‘Jumbo’ telah membuka jalan, dan saatnya kita bersama-sama menjadikan Indonesia sebagai pusat peradaban ekonomi kreatif dunia,” tutup Kawendra. |

