Petambak Ikan Aceh Barat Berhasil Budidaya dengan Pakan Tradisional

ACEHTIMES.ID | ACEH BARAT – Petani budidaya perikanan air tawar di kolam tambak Desa Pasie Pinang, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, lebih tertarik menggunakan pakan dari bahan tradisional untuk penghematan biaya produksi.

Zulkifli MD (68), salah seorang petani kepada RRI mengatakan, selain menghemat biaya, penggunaan pakan tradisional atau bahan makanan ikan tradisional, membuat pertumbuhan ikan-ikan mereka lebih cepat untuk usia panen, terutama bagi jenis ikan air payau.

“Saya sudah mencoba pakan tradisional ini sejak tiga tahun lalu, kalau sebelumnya pakan ikan dari toko seperti pelet, biaya mahal sementara pertumbuhan ikan sama saja seperti biasa,” katanya saat ditemui RRI di lokasi, Kamis (16/1/2020).

Biasanya untuk membeli pakan ia membutuhkan biaya minimal Rp 400 ribu per bulan buat empat karung pakan di pasar. Sementara untuk pembelian pakan tradisional dari berbagai limbah yang kemudian diolah sendiri menjadi pakan ikan, hanya butuh sekitar Rp 200 ribu per bulan.

Pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini menyampaikan, di kolam tambak budidaya miliknya dengan luas 1,5 hektare, memiliki banyak jenis ikan air tawar bernilai ekonomis, seperti ikan patin, ikan nila merah, ikan nila hitam, ikan bawal, dan ikan gurame.

“Saya juga melakukan pembibitan walau pun tidak ada bantuan dari pemerintah. Kami di sini bisa mandiri dengan cara – cara manual. Tidak bergantung pada bantuan, proses produksi hanya saat ada permintaan,” sebutnya lagi.

Di kawasan itu, terdapat 2,5 hektare lebih kolam tambak yang dikelola oleh tiga pemiliknya. Setiap kolam bisa memproduksi ikan rata – rata 5 ton – 6 ton per satu kali panen atau hitungan sekali dalam enam bulan.

Harga ditawarkan untuk ikan budidaya juga relatif murah, seperti untuk bibit ikan hanya seharga Rp 1.000/ekor, sampai Rp 2.500/ekor, untuk jenis ikan nila merah. Kemudian untuk harga ikan nila dan bawal siap konsumsi Rp 35.000/kg. Sedangkan ikan gurame dibanderol Rp 60.000/kg. | RRI