Connect with us

OPINI

Resiko Korban Jiwa Mengamcam Ribuan CPNS Pulau Simeulue

Published

on

ACEHTIMES.ID | Kebijakan panitia seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun 2019 menetapkan lokasi tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) berbasis Komputer yang diikuti oleh 1.549 peserta yang dinyatakan lulus seleksi adimintrasi di lingkungan Pemeritah Kabupaten (Pemkab) Simeulueakan mengikuti tahapan SKD di Banda Aceh berdasarkan pernyataan Pelaksana Tugas Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Simeulue, Sabu Nasir yang dimuat oleh Media Cetak Serambi Indonesia, 17/12/2019.

 Peserta yang lulus administrasi patut berbangga dan layak untuk menerima ucapan selamat karena berhak mengikuti proses seleksi berikutnya yakni tahapan tes SKD berbasis Komputer atau Computer Assisted Test (CAT) untuk memperebutkan 98 formasi. Sementara, peserta yang dinyatakan tidak memenuhi syarat pada tahapan administrasi sebanyak 78 orang harus berbesar hati dan tetap semangat meski harus terhenti pada tahapan tersebut, semoga masih ada peluang lain untuk berkompetisi.

Menyoal kebijakan penyelenggara tentang pelaksanaan lokasi tes SKD CPNS tahun 2019 bukan di Pulau Simeulue, melainkan di Ibu Kota Provinsi Aceh karena alasan faktor jaringan, biaya dan juga server. Hal ini memicu sorotan dan perhatian karena riwayat pelaksanaan lokasi tes SKD CPNS tahun-tahun sebelumnya seperti pada tahun 2014 dan juga 2018 menggunakan sistem aplikasi yang sama yakni CAT tetap berlokasi di Pulau Simeulue, proses pelaksanaan berjalan dengan baik dan lancar. 

Bahkan antusias peserta CPNS yang mengikuti tahapan SKD pada tahun 2014 berjumlah 3.517 orang dan pada tahun 2018 sebanyak 3.000 orang untuk memperebutkan 239 formasi. Artinya, peserta pada tahun-tahun sebelumnya justru dua kali lebih banyak dari jumlah peserta CPNS tahun 2019 yang mengukuti tes SKD.

Akses dari Pulau Simeulue menuju daratan Aceh oleh 1.549 peserta untuk berjuang mengkuti tes SKD memperebutkan 98 formasi memberatkan peserta. Berikut beberapa faktor risiko dan kesulitan yang ditimbulkan apabila penyelenggara melaksanakan lokasi tes di luar Pulau Simeulue.

Pertama, risiko korban jiwa. Ribuan peserta mengarungi lautan lepas Samudra Hindia menggunakan kapal penumpang yakni feri dengan jarak tempuh150 km atau perjalanan selama ±10 jam untuk sampai di pelabuan terdekat daratan Aceh, demikian sebaliknya saat kembali ke Pulau tercinta. 

Pihak kapal harus mempertimbangkan apakah layak untuk berlayar atau tidak.Kondisi cuaca tidak menentu bisa saja pada awal keberangkatan kapal memutuskan untuk layak berlayar namun di tengah perjalanan prediksi cuaca berubah menjadi lebih buruk. Kondisi ini, berdasarkan riwayat perjalanan kapal saat beberapa jam berlayar di tengah lautan, kapal memutuskan untuk kembali ke pelabuhan dan membatalkan pelayaran.

Bahkan pilihan lebih buruk, kapal harus terdampar mengikuti arus gelombang laut besar sampai jarak bermil-mil dari sistem posisi rute normal. Ancaman tersebut tentu berisiko menimbulkan korban jiwa terhadap peserta/penumpang. Guna meminimalisir bahkan menghilangkan risiko korban jiwa bagi ribuan peserta adalah menghindari/menjauhkan diri dari ancaman cuaca buruk melalui pertimbangan penyelenggara untuk menetapkan lokasi tes SKD CPNS di Pulau Simeulue saja seperti tahun-tahun sebelumnya.

Dalam pada itu, meskipun kapal dan penumpang selamat bersandar di dermaga tujuan (pilihan Pelabuhan: Labuhan Haji; Meulaboh; Calang; Singkil), namun peserta belum bisa sepenuhnya bernafas lega karena harus melanjutkan perjalanan ± 8 jam perjalanan menggunakan moda transportasi darat untuk sampai di wilayah tes, Banda Aceh. 

Untuk melajutkan perjalanan, ribuan peserta dapat menggunakan pilihan jasa mobil penumpang umum atau kenderaan pribadi (motor/mobil). Kondisi perjalanan lintas barat selatan yang tergolong ekstrim seperti lintasan pegunungan Geurute, Kulu, dan Paro yang rawan longsor dan banjir berisiko korban jiwa, kemudian juga beberapa titik lintasan jalan aspal barat selatan bergelombang, hewan ternak di jalanan tentu berisiko kecelakaan.

Baca Juga

Kedua, pertimbangan finansial. Peserta harus menyiapkan sejumlah biaya untuk dapat mengikuti tes di Banda Aceh. Bisa saja semua peserta mampu memenuhi biaya hidupnya seperti transportasi dan akomodasi selama proses ujian. Namun, bagaimana sebagian peserta yang memiliki ekonomi pas-pasan, kembali ke Pulau Simeulue sudah tidak memiliki persiapan keuangan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terlebih peserta yang telah berkeluarga. Disamping itu, jika estimasi masing-masing peserta menyiapkan rata-rata Satu Juta Rupiah saja di kantong, maka 1,5 milyar lebih divestasi keluar Pulau Simeulue. Sebaliknya, jika komunikasi dan koordinasi Panitia Kabupaten dengan Panitia Pusat mendukung pelaksanaan Tes SKD di Pulau Simeulue maka melalui kunjungan panitia Pusat ke Pulau Simeulue dapat pula meningkatkan perputaran ekonomi di Pulau.

Ketiga, pelayanan kesehatan mandeg. Mengingat dominasi formasi CPNS Pemkab Simeulue adalah bidang kesehatan maka pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Pustu/Posyandu menjadi tidak maksimal. Sebab sebagian besar sumber daya kesehatan yang bekerja melayani masyarakat di pusat pelayanan kesehatan tersebut diisi oleh tenaga kotrak daerah dan tenaga bakti. Sementara SDM tidak berada di tempat bekerja setidaknya 10 (sepuluh) hari kerja karena harus mengikuti tes SKD di luar Pulau. Hal ini membuat pelayanan pasien rawat inap, rawat jalan, dan juga konseling menjadi terhenti. Situasi lebih buruk, jika ada pasien emergency berujung nyawa pasien tidak tertolong karena kelalaian atas kekosongan petugaspelayanan.

Mengakhiri tulisan ini, berharap kepada pemangku kebijakan tingkat Pusat, Provinsi maupun Kabupaten, panitia lokal dan juga panitia pusat pengadaan CPNS tahun 2019 bahwa masih ada waktu dan kesempatan melakukan komunikasi dan koodinasi yang baik dan sehat dengan mempertimbangkan besaran antara dampak positif dan negatif terhadap penetapan lokasi tes SKD bagi ribuan calon peserta CPNS Pemkab Simeulue. Pada akhirnya menghasilkan ketetapan lokasi tes yang tidak memberatkan dan menyulitkan peserta. Semoga rangkaian proses CPNS tahun 2019 di Indonesia umumnya dan Pulau Simeulue khususnya berjalan baik dan lancar sebagaimana kehendak kita bersama.

Penulis: Rasli Hasan Sari, M.Si – Beralamat di Simeulu

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *