Connect with us

EKONOMI & BISNIS

Sagu, Potensi Pangan Lokal Aceh yang Mulai Terlupakan

Published

on

Pati Sagu (photo: Wikipedia)

ACEHTIMES.CO.ID | BANDA ACEH – Di tengah dominasi beras sebagai makanan pokok masyarakat Aceh, sagu sesungguhnya menyimpan potensi besar sebagai sumber pangan lokal alternatif.

Tanaman yang banyak tumbuh di lahan rawa dan pesisir ini dulu akrab dihidangkan di meja makan orang Aceh, namun kini mulai jarang ditemui.

Sagu dikenal kaya karbohidrat dan dapat diolah menjadi beragam makanan, mulai dari bubur, kue tradisional, hingga mi berbahan dasar tepung sagu. Bahkan, di beberapa daerah seperti Pidie, Aceh Besar, dan Simeulue, sagu pernah menjadi pangan cadangan pada masa paceklik.

“Dulu orang tua kita terbiasa makan sagu, tapi sekarang generasi muda lebih mengenal beras dan terigu,” ujar Rahmad, pemerhati pangan lokal di Banda Aceh. Menurutnya, minimnya promosi dan inovasi olahan membuat sagu kalah pamor dibanding bahan pangan lain.

Selain bernilai budaya, sagu juga punya potensi ekonomi. Lahan rawa di Aceh sebenarnya sangat cocok untuk pengembangan tanaman ini.

Baca Juga

Jika dikelola serius, sagu dapat menjadi sumber penghasilan baru bagi masyarakat sekaligus mengurangi ketergantungan pada beras impor antarprovinsi.

Pakar pertanian menilai, pengembangan sagu bisa menjadi bagian dari ketahanan pangan Aceh di masa depan. Apalagi, sagu terbukti lebih tahan terhadap perubahan iklim dibanding padi.

“Ini peluang besar. Tinggal bagaimana pemerintah dan masyarakat mau memberi perhatian,” tambah Rahmad.

Kini, beberapa komunitas kuliner di Aceh mulai mencoba mengangkat kembali olahan berbahan sagu, seperti kue tradisional ie bu peudah, biskuit sagu, hingga minuman sehat berbasis tepung sagu. Harapannya, pangan lokal ini kembali mendapat tempat di hati masyarakat.

Sagu, yang dulu pernah jadi penyelamat di masa sulit, tampaknya masih menunggu momentum untuk bangkit kembali. Potensi besar itu ada, tinggal bagaimana Aceh mengelolanya agar tidak benar-benar terlupakan. (Ics)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *