Connect with us

BERITA KOETARADJA

Sosok Ir. Jalaluddin, Dari Pembangunan Dermaga hingga Menakhodai Birokrasinya Banda Aceh

Published

on

Sekda Kota Banda Aceh, Ir. Jalaluddin (photo: Instagram Jalaluddin)

ACEHTIMES.CO.ID | BANDA ACEH – Tidak banyak orang yang mengawali karier dari dunia proyek pembangunan lalu menapaki jenjang birokrasi hingga menduduki kursi strategis sebagai Sekretaris Daerah Kota Banda Aceh. Sosok itu kini hadir dalam diri Ir. Jalaluddin, ST, MT, pria kelahiran Pidie Jaya, 6 Juni 1969, yang baru saja dipercaya menjadi Sekda Kota Banda Aceh.

Awal Langkah di Dunia Teknik

Sejak muda, Jalaluddin dikenal tekun menimba ilmu. Latar belakang pendidikan teknik sipil membuatnya akrab dengan dunia pembangunan. Ia menuntaskan sarjana hingga pascasarjana di bidang teknik sipil, lalu melengkapinya dengan gelar profesi Insinyur. Bagi Jalaluddin, pendidikan bukan sekadar prestasi pribadi, tetapi sebuah tanggung jawab.

“Ilmu itu amanah. Kalau kita hanya menyimpan untuk diri sendiri, nilainya terbatas. Tapi kalau bisa dipakai untuk orang banyak, barulah ia bermakna,” ujarnya suatu kali kepada rekan terdekat.

Membangun dari Dermaga Ulee Lheu

Perjalanan kariernya dimulai pada tahun 2000 ketika dipercaya sebagai Pimpro Proyek Pembangunan Dermaga Penyeberangan Ferry Ulee Lheu Banda Aceh. Tugas itu menjadi pijakan awal Jalaluddin untuk mengabdi lewat pembangunan infrastruktur.

Tsunami 2004 menjadi titik balik dalam hidupnya. Kala itu, ia tak hanya melihat reruntuhan, tapi juga semangat masyarakat yang ingin bangkit kembali. Jalaluddin ikut terjun langsung dalam program rehabilitasi dan rekonstruksi. Ia mengemban berbagai amanah, mulai dari Kepala Satuan Kerja Rehabilitasi Jalan Kota Banda Aceh (2006) hingga Ketua Central Procurement Unit (CPU) rekonstruksi NAD–Nias.

“Bagi saya, masa itu adalah panggilan kemanusiaan. Infrastruktur bukan sekadar beton dan aspal, tetapi tentang harapan masyarakat untuk hidup kembali dengan lebih baik,” kenangnya.

Naik Daun di Pemerintahan Kota

Seiring berjalannya waktu, Jalaluddin semakin matang di jalur birokrasi. Ia menjabat berbagai posisi penting seperti Kepala Dinas Kebersihan dan Keindahan (2012–2016), Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (2016–2019), hingga Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (2019–2021).

Kariernya terus menanjak dengan posisi Asisten Perekonomian dan Pembangunan (2021–2024), lalu Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan (2024–2025), sebelum akhirnya dipercaya sebagai Penjabat Sekda dan kini resmi menjadi Sekda Kota Banda Aceh.

Sosok Keluarga yang Sederhana

Meski disibukkan dengan jabatan dan tanggung jawab, Jalaluddin dikenal sebagai sosok keluarga yang hangat. Ia sering menyebut keluarga sebagai “labuhan hati” yang selalu memberi semangat.

“Setinggi apa pun jabatan, kita tetap manusia biasa. Bagi saya, rumah adalah tempat belajar rendah hati, tempat saya diingatkan untuk tidak lupa asal-usul,” katanya.

Baca Juga

Filosofi hidupnya sederhana, bekerja dengan hati, jujur, dan selalu mengingat bahwa jabatan hanyalah titipan. Itulah prinsip yang ia pegang dalam setiap amanah yang dipercayakan kepadanya.

Harapan untuk Banda Aceh

Kini, di kursi Sekda, Jalaluddin menghadapi tantangan lebih besar, mengoordinasikan jalannya roda pemerintahan sekaligus memastikan pembangunan selaras dengan identitas Banda Aceh sebagai Serambi Mekkah.

“Banda Aceh harus terus maju, tetapi tetap berpegang pada nilai syariat dan budaya Islami. Itu tantangan kita bersama,” tuturnya.

Dengan pengalaman panjang, ketekunan, dan filosofi hidup yang membumi, masyarakat menaruh harapan besar pada kiprahnya. Dari dermaga Ulee Lheu hingga Balai Kota, jejak langkah Jalaluddin menjadi bukti bahwa kerja keras, komitmen, dan ketulusan hati mampu membawa seseorang pada posisi yang tidak hanya bergengsi, tetapi juga penuh makna bagi orang banyak. (Ics)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *