LINTAS NANGGROE
Survei BRIN: Aceh Masuk Salah Satu Daerah Teraman di Indonesia

ACEHTIMES.CO.ID | BANDA ACEH – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui laporan yang dirilis GoodStats menetapkan 10 provinsi teraman di Indonesia tahun 2025. Dalam daftar tersebut, Aceh menempati posisi keempat dengan skor 4,70.
Peringkat pertama ditempati oleh Bali dengan skor 4,74, disusul Jawa Timur (4,73) dan Jawa Tengah (4,71). Sementara di bawah Aceh terdapat Kalimantan Selatan (4,62), Banten (4,59), Daerah Istimewa Yogyakarta (4,53), Gorontalo (4,46), Kalimantan Barat (4,39), dan Sumatera Barat (4,38).
BRIN menyebut, indikator keamanan dalam survei tersebut mencakup aspek sosial, politik, dan hukum yang dipengaruhi oleh faktor penangkapan teroris, keandalan kepolisian, hingga kebebasan pers.
Menanggapi capaian itu, Ketua Umum Perkumpulan Rakyat Inisiatif Daerah untuk Empowerment (PRIDE) Aceh, Mulyadi, menilai posisi Aceh di empat besar provinsi teraman menjadi peluang besar bagi daerah untuk mempercepat pembangunan ekonomi.
“Keamanan adalah modal dasar investasi. Dengan kondisi stabil, Aceh bisa lebih percaya diri menawarkan diri sebagai destinasi investasi, baik di sektor energi, pariwisata halal, maupun pertanian modern,” ujar Mulyadi, Rabu (10/9/2025).
Ia menambahkan, stabilitas keamanan akan semakin memperkuat daya tawar Aceh di mata investor nasional maupun internasional.
Menurutnya, selama ini keraguan terhadap Aceh kerap muncul karena citra konflik masa lalu. Namun dengan capaian terbaru, stigma tersebut bisa perlahan dihapus.
“Survei BRIN ini bisa dijadikan bukti konkret bahwa Aceh aman. Pemerintah daerah perlu menggunakannya sebagai bahan promosi investasi, sekaligus meyakinkan bahwa Aceh siap menyambut modal yang masuk dengan jaminan keamanan,” tegasnya.
Mulyadi juga menekankan, iklim investasi yang sehat harus dibarengi dengan kepastian hukum, kemudahan regulasi, dan transparansi tata kelola. Dengan begitu, kepercayaan investor tidak hanya muncul karena faktor keamanan, tetapi juga karena adanya kepastian berusaha.
“Keamanan tanpa kepastian hukum tidak cukup. Oleh karena itu, sinergi antara keamanan dan regulasi yang berpihak pada rakyat harus terus diperkuat. Jika ini berjalan, Aceh bisa menjadi pusat investasi baru di Sumatera,” tutupnya. (Ics)

