Connect with us

LINTAS NANGGROE

Terkait Hilangnya Gadis Aceh di Malaysia, Ini Penjelasan Tokoh Aceh di Negeri Jiran

Published

on

ACEHTIMES. ID | Banda Ach – HilangnyaSyafridawati (27), gadis Aceh di Malaysia ternyata juga membuat hebohmasyarakat Aceh di sana sejak beberapa bulan terakhir.


Saat ini, warga Aceh di negeri seberang juga terus berusaha menemukan gadis malang asal Gampong Krueng Lingka, Kecamatan Langkahan, Aceh Utara tersebut.


Bukhari Bin Ibrahim (45) adalah salah satu tokoh Aceh di Malaysia sejak lima bulan terakhir sibuk mencari dan mendeteksi keberadaan putri bungsu Nurdin (70) tersebut.



Bukhari juga membenarkan cerita ayah sang gadis, bahwa anaknya dibawa olehMutia –yang tak lain orang sekampung Syafridawati– ke Malaysia pada Agustus2015 lalu.

“Dari hasil pengecekan kami, benar Syafridawati dibawa ke sini (Malaysia) oleh Mutia. Dia juga orang kampung Syafridawati. Mutia bertugas membawa Syafridawati, ada kawannya satu lagi di sini, tugasnya mencari peluang kerja, mereka berdua agen,” kata Bukhari yang dikutip melalui Serambinews. Rabu (15/1/2020).

Bukhari menjadi salah satu orang yang paling dicari saat ada warga Aceh yang mengalami musibah di Malaysia. Bukhari sudah sangat sering memfasilitasi pemulangan jenazah ke Aceh, menyelesaikan perkara tabrakan, hingga menangani kasus-kasus penyiksaan dan penjualan manusia.


Terkait kasus hilangnya Syafridawati, Bukhari mengaku sudah berusaha menangani kasus itu sejak lima bulan terakhir.

Dia juga sering berkomunikasi dengan Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA), Safaruddin SH yang aktif berhubungan dengan ayah Syafridawati di Aceh.

Selain terus mencari keberadaan Syafridawati, beberapabulan lalu Bukhari bersama para tokoh Aceh di Malaysia juga sudah membawa

Baca Juga
Mutia  –orang yang membawa Syafridawati ke Malaysia– ke Kedutaan BesarRepublik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur, Malaysia. Di KBRI, Mutia telahmengaku bahwa dirinya yang membujuk dan membawa Syafridawati ke Malaysia pada2015 silam.

Dalam penjelasannya kepada petugas KBRI, suatu hari Mutia mengaku mengantar Syafridawati ke majikannya di pinggir jalan tepatnya di salah satu halte di sana.

Mutia mengaku menyerahkan Syafridawati ke majikan lalu mereka pergi. Sejak saat itu, Mutia tak lagi mengetahui ke mana Syafridawati.


Penjelasan pertama saat di KBRI, katanya Mutia mengantar Syafridawati menggunakan taksi. Lalu mereka turun di pinggir jalan kemudian menuju sebuah halte. Di situlah Syafridawati diserahkan ke seorang majikannya. Mutia mengaku tak mengetahui di mana alamat majikan tersebut,” kata Bukhari.


Setelah penjelasan pertama di KBRI kala itu, beberapa waktu setelahnya Bukhari kembali bertemu Mutia untuk mengklarifikasi ulang ke mana dan kepada siapa dia menyerahkan Syafridawati.

Saat itu Bukhari datang sekitar delapan orang (warga Aceh) ke kediaman Mutia di Malaysia. Serambinews

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *