Connect with us

LINTAS NANGGROE

Ulama Muda Aceh: Tak Perlu Perdebatkan Tanggal Kelahiran Nabi Muhammad

Published

on

ACEHTIMES.ID | TAKENGON – Ada dua pendapat yang berbeda terkait dengan tanggal kelahiran nabi Muhammad SAW. Pertama pada tanggal 9 Rabiul Awal dan kedua pada tanggal 12 Rabiul Awal.

Adanya perbedaan tersebut hendaknya tidak menjadi perdebatan panjang dikalangan masyarakat di Aceh Tengah.

Demikian disampaikan ulama muda Aceh Tengah, Tgk Irwansyah, saat mengisi acara peringatan maulid nabi Muhammad SAW, di mersah Al-Falah, desa Blangkolak II, Kecamatan Bebesen, Aceh Tengah.

Pinta ulama muda yang juga dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Takengon itu, yang terpenting adalah bagaimana umat dapat mengikuti ajaran nabi Muhammad SAW.

Baca Juga

“Esensinya yang terpenting itu adalah bisa enggak kita mengikuti ajaran-ajaran syariah, seruan Muhammad terutama masalah ibadah kita,” ujar ulama muda Aceh Tengah, Tgk Irwansyah, Ahad (22/12/2019).

Ditambahkan Tgk Irwansyah, nabi Muhammad SAW tidak pernah memerintahkan secara khusus untuk memperingati milad nabi Muhammad.

Namun, bercermin pada 857 tahun lalu, tepatnya tahun 584 Hijriah atau tahun 1184 Masehi, jauh setelah nabi Muhammad SAW wafat, banyak yang mengaku orang islam akan tetapi tidak mendirikan shalat, selanjutnya mengaku orang islam tetapi tidak membayar zakat dan mengaku pemuda islam akan tetapi banyak dipenjara karena bermaksiat.

Maka pada awal abad ke 7, jauh setelah nabi Muhammad SAW wafat, tradisi milad pertama kali dilakukan secara besar-besaran oleh Raja Irbil wilayah Suriyah (sekarang wilayah Irak) Muzhaffaruddin.

“Alasan mengapa maulid nabi, bandingkan saja dengan 850 tahun lalu dengan sekarang kita, pertama mengaku islam tapi tidak shalat, mengaku islam tapi tidak zakat, mengaku pemuda islam tapi banyak narkoba dan maksiat, itu kita lihat fenomena dikita,” demikian Tgk Irwansyah. | RRI

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *