Connect with us

EKONOMI & BISNIS

Usulan USK dan Gekrafs Disahuti Pemerintah Aceh

Published

on

Salah satu hasil industri ekonomi kreatif Aceb | Foto Net

ACEHTIMES.CO.ID | BANDA ACEH – Usulan pembentukan Dinas atau Badan Ekonomi Kreatif Aceh yang digaungkan Universitas Syiah Kuala (USK) dan Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional (Gekrafs) Aceh mulai mendapat respons konkret dari Pemerintah Aceh. Dua lembaga ini mendorong lahirnya institusi khusus yang fokus mengelola dan mengembangkan potensi ekonomi kreatif Aceh secara sistematis dan berkelanjutan.

Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan, menegaskan bahwa keberadaan lembaga ini sangat krusial agar sektor ekonomi kreatif menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi daerah. “Perlu ada struktur resmi yang mampu merancang dan mengeksekusi program ekonomi kreatif secara maksimal,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Gekrafs Aceh, Mahfudz Y. Loethan, juga menilai momentum ini harus dimanfaatkan. “Aceh memiliki modal besar di sektor seni, budaya, kuliner, fesyen, dan kriya. Sudah saatnya dibentuk institusi khusus agar potensi ini bisa bersaing di level nasional dan global,” ujarnya.

Gagasan ini pun mendapat angin segar setelah Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem) bertemu langsung dengan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, di Jakarta, Kamis (10/4/2025). Dalam pertemuan tersebut, Mualem menyampaikan pentingnya perhatian khusus pemerintah terhadap pengembangan ekonomi kreatif di Aceh, khususnya bagi generasi muda.

Baca Juga

“Potensi anak muda Aceh sangat besar, tapi perlu dibimbing agar mampu membuka lapangan kerja sendiri. Ekonomi kreatif bisa jadi solusi asalkan dikelola serius,” kata Mualem. Ia juga menyoroti lemahnya kapasitas SDM yang harus segera dibenahi agar potensi yang ada tidak sia-sia.

Plt Sekda Aceh, M. Nasir, menyambut baik dorongan tersebut dan menyatakan kesiapan pemerintah. “Kami segera menyahuti keinginan Pak Menteri dan Mualem dengan membentuk Dinas atau Badan Ekonomi Kreatif Aceh, supaya program pusat dapat berjalan efektif,” ujarnya.

Menteri Teuku Riefky menyatakan bahwa perhatian ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo yang memberi perhatian khusus pada Aceh. “Yang penting, programnya harus konkret dan berdampak. Kita akan sinergikan agar manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” pesannya.

Pertemuan tersebut turut dihadiri Ketua DPRA Zulfadly dan Staf Khusus Menteri, Rian Firmansyah. “Semangat Mualem melobi banyak kementerian demi kemajuan Aceh adalah sesuatu yang harus kita dukung bersama,” ujar Rian.

Dengan bersatunya dukungan dari kalangan akademisi, komunitas kreatif, dan pemerintah, Aceh kini berada di titik awal menuju lompatan besar dalam pengembangan ekonomi kreatif. Pembentukan Dinas atau Badan Ekonomi Kreatif bukan hanya menjadi jawaban atas kebutuhan struktur, tetapi juga simbol komitmen untuk menjadikan ekonomi kreatif sebagai tulang punggung pembangunan daerah. Harapannya, Aceh tak lagi hanya dikenal dari sejarah dan budayanya, tapi juga sebagai pusat inovasi kreatif yang melahirkan pelaku industri kreatif handal, membuka lapangan kerja baru, dan membawa nama Aceh ke panggung ekonomi nasional dan global. | RED

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *