LINTAS NANGGROE
Viral di Aceh Singkil: PPPK Ceraikan Istri Jelang Pelantikan, Warganet Ramai-ramai Minta Dipecat
ACEHTIMES.CO.ID | SINGKIL – Belum sempat mengenakan seragam Korpri, seorang calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Aceh Singkil sudah lebih dulu menuai sorotan publik. Bukan karena prestasi, melainkan karena kisah rumah tangganya yang getir dan sulit dicerna nalar.
Cerita ini bermula dari curahan hati seorang perempuan bernama Melda Safitri (33), warga Aceh Singkil, yang viral di media sosial. Melalui akun Facebook Safitri Alshop Aceh, Melda menuliskan kisahnya: ia diceraikan oleh suaminya hanya tiga hari sebelum pelantikan PPPK. “Saya bantu dari nol sampai dia dapat SK PPPK. Saya yang belikan atribut Korpri pakai uang hasil jualan sayur,” tulis Melda dalam unggahan yang kini ramai dibagikan ke berbagai grup dan forum daring.
Menurut pengakuannya, perceraian itu terjadi tiba-tiba. “Dia marah cuma karena tidak ada lauk di rumah. Saya bilang tidak punya uang. Malamnya pergi, besoknya bilang sudah cerai,” ujarnya. Melda juga mengatakan, sejak sang suami tahu dirinya lulus PPPK, sikapnya berubah—jarang pulang, lebih sering beralasan, dan tampak jauh dari sosok yang dulu berjuang bersama.
Kisah ini kemudian menyebar cepat dan memancing reaksi publik Aceh. Kolom komentar di unggahan terbaru Bupati Aceh Singkil, Safriadi Oyon, di Instagram mendadak penuh dengan seruan warganet yang geram. “Pecat suami PPPK yang tega ceraikan istri sebelum dilantik!” tulis seorang pengguna. “Orang seperti itu tidak pantas jadi abdi negara,” komentar yang lain. Beberapa bahkan menandai akun resmi Pemkab Aceh Singkil, berharap pemerintah turun tangan lebih cepat daripada cairnya gaji PPPK bulan pertama.
Bagi banyak orang, kisah Melda bukan sekadar urusan rumah tangga, tapi cermin moral seorang calon abdi negara. Publik bertanya-tanya: pantaskah seseorang yang tak mampu menjaga tanggung jawab keluarga diberi amanah untuk melayani masyarakat? Sebab menjadi aparatur bukan hanya tentang lulus tes dan menerima SK, tapi juga soal bagaimana seseorang memperlakukan orang yang dulu ikut berjuang bersamanya.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari Pemerintah Kabupaten Aceh Singkil. Namun desakan agar status kepegawaian sang suami ditinjau ulang terus berdatangan di media sosial. Warganet menilai, tindakan seperti itu mencoreng citra ASN dan menunjukkan betapa rapuhnya integritas jika moral ditinggalkan di balik seragam.
Kisah ini mungkin terdengar seperti potongan sinetron sore, tapi di baliknya ada realitas yang getir: perempuan yang setia mendampingi dari bawah, justru ditinggalkan saat kesuksesan datang mengetuk pintu. Barangkali, yang paling menyedihkan bukan karena Melda kehilangan suami, tapi karena ternyata yang datang lebih dulu bukan cinta, melainkan SK. | Mulyadie































