INTERNASIONAL
Virus Corona Bikin Kredit Macet Bank China Bakal Meledak

ACEHTIMES.ID | CHINA– Lagi-lagi wabah virus corona membuat perekonomian China mengalami masalah. Mengantisipasi hal tersebut Bank Sentral China, People’s Bank of China, membuat kebijakan memberikan kelonggaran kepada debitur karena adanya potensi kredit macet terhadap perusahaan-perusahaan di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Hal ini mereka lakukan sebagai bagian dari upaya untuk mendukung perusahaan-perusahaan yang terkena dan terhalang produksinya akibat virus corona.
“Kami akan mendukung perusahaan-perusahaan yang memenuhi syarat sehingga mereka dapat melanjutkan pekerjaan dan produksi sesegera mungkin, membantu menjaga operasi ekonomi yang stabil dan meminimalkan dampak epidemi,” kata Wakil gubernur bank sentral China, Fan Yifei, dilansir dari Reuters.
Fan menambahkan bahwa masalahnya ini akan dapat dikelola sebab China memiliki rasio pinjaman buruk yang relatif rendah.
Liang Tao, wakil ketua Komisi Pengaturan Perbankan dan Asuransi China, mengatakan kepada pengarahan yang sama bahwa pinjaman untuk proyek investasi utama akan dipercepat.
Secara terpisah, Xuan Changneng, wakil kepala regulator valuta asing negara itu mengatakan bahwa China diperkirakan akan mempertahankan surplus neraca berjalan yang kecil dan menjaga keseimbangan dasar dalam pembayaran internasional.
Penyebaran virus corona atau COVID-19 kian bertambah dari waktu ke waktu. Data Johns Hopkins CSSE mencatat pagi ini, Sabtu (15/2/2020), jumlah orang yang terjangkit penyebaran virus corona menjadi 66.920 kasus. Dari jumlah ini tercatat sebanyak 1.523 orang meninggal dunia.
Namun, kabar baiknya, yang berhasil sembuh dari virus ini sebanyak 8.059 jiwa. Adapun mayoritas yang terjangkit virus ini berasal dari China yakni sebanyak 66.325 orang, dengan jumlah korban tewas di China 1.457 orang, dan 4.774 yang berhasil sembuh khusus di China daratan ini.
Selanjutnya ada dari Singapura yang terjangkit sebanyak 67 orang, Hong Kong 56 orang, Thailand 33 orang, Jepang 29 orang dan Korea Selatan 28 orang. Kemudian, Malaysia 19 orang, Taiwan 18 orang, Jerman 16 orang, Vietnam 16, Australia 15, AS 15 orang, Francis 11 orang, Macau 10 orang, Inggris 9 orang, UAE 8 orang, Kanada 7 orang, Italia 3 orang, India 3 orang, Rusia 2 orang, Spanyol 2 orang. | CNBC

